Sandiaga Uno. Siapa yang tak mengenalnya? Di kalangan entrepreneur, nama Sandi sudah tak asing lagi. Sandi bahkan sempat meraih penghargaan sebagai orang terkaya urutan 29 se-Asia versi Majalah Forbes.
Sandi tak pernah menyangka, bahkan heran namanya disejajarkan dengan raja minyak di seluruh Asia.
“Ha..ha..ha...Saya juga bingung dari mana orang bisa menilai kekayaan saya, saya sendiri nggak yakin kekayaan saya sebanyak itu. Tidak ada perasaan apa-apa, target saya kan bukan untuk mengumpulkan kekayaan tapi agar menjadi manusia yang baik dan bisa memberi manfaat kepada orang banyak. “ Katanya ketika Berita Daerah menanyakan tanggapannya masuk jajaran orang terkaya se-Asia tersebut.
Penghargaan lain juga sempat mampir menghampirinya. Diantaranya meraih Asia 21 Young Leaders Initiative versi Asian Society tahun 2008, dan Entrepreneur of The Year Indonesia Region, Asia Pacific Entrepreneurship Award oleh Enterprise Asia tahun 2008.
Pahitnya Jadi Pengangguran
Menganggur sungguh tak enak. Orang sukses seperti dirinya bahkan pernah merasakan pahitnya menjadi pengangguran.
Impian untuk bekerja hingga pensiun di sebuah perusahaan mapan ternyata harus dikuburnya dalam-dalam ketika itu.
“Tahun 1997-1998, saya di PHK dari perusaaan tempat saya bekerja.” Tuturnya.
Sejak berada di bangku sekolah, memang sudah diwanti-wanti oleh kedua orangtuanya untuk lebih memilih perusahaan ternama hingga pensiun.
Sejak kecil, Sandi hobi membaca buku. Orang sekitarnya kerap menjulukinya kutu buku. Didikan disiplin orangtuanya yang mengharuskannya belajar tak kenal tempat dan waktu, membuatnya menjadi orang yang tegar dan penuh semangat tinggi, untuk berprestasi
“Orang tua saya juga tidak mempersiapkan saya menjadi pengusaha, mereka lebih suka anaknya mengikuti jejaknya yakni bekerja di sebuah perusahaan mapan, sampai pensiun.” Cerita putera dari pasangan Mien Uno dan Razik Halif Uno tersebut.
Sandi sempat merasakan indahnya bekerja di berbagai perusahaan ternama. Sebut saja di Bank Summa (Astra Group), Pacific Century Group, Singapura, Pacific Century Group, Singapura, sampai Millebium Pacific, Singapura.
Menjadi karyawan bank, memang cita-cita yang diidamkannya sejak sekolah.
“Ketika mulai menginjak remaja, saya bertekad ingin menjadi bankers. Berkarir di sebuah bank ternama hingga mencapai posisi karir puncak.” begitu tekadnya.
Namun, apa mau dikata, karir yang dibangunnya ternyata harus berakhir saat itu juga, dikarenakan ia terkena PHK di tahun 1997, ketika menjabat sebagai Executive Vice President di NTI Recources, Ltd.
Ia lantas mudik ke Indonesia, lalu mulai mempersiapkan planning bersama teman-temannya untuk mendirikan perusahaan di Indonesia.
Karena background pendidikannya adalah accounting, maka ia mulai mendirikan perusahaan penasehat keuangan bersama teman-teman SMU nya.
Tahun 1997, berdirilah PT. Recapital Advisor. Sandi memulai proyek perdananya untuk merestrukturisasi hutang sebuah perusahaan yang sedang collaps saat itu.
Perusahaan ini semakin berkembang. Sandi lalu mulai memikirkan bisnis lagi, untuk membangun perusahaan berbasis investasi keuangan lainnya.
Maka sejak bulan April tahun 1998, ia dan teman-temannya kembali mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya hingga saat ini.
“Indonesia akan menjadi pemain handal”
Peluang bisnis investasi tenryata amat digandrungi di Indonesia. Menurutnya Indonesia akan menajdi pemain dalam percaturan bisnis internasional.
“Peluang bisnis di Indonesia besar sekali. Kita punya market lebih 230 juta orang. Kita jual apapun akan terserap pasar, tentunya kalau kita bener bikinnya. Penduduk kita ini jadi target perusahaan asing.Belum lagi kalau kita lihat sumber daya alam kita yang berlimpah.Kalau kita mau olah, sudah pasti Indonesia akan menjadi pemain handal didunia International." Katanya mengenai pasar bisnis yang dikelolanya di Indonesia.
Berkat ketekunan dan usaha kerasnya, ayah dua orang anak ini akhirnya dikenal sebagai salah satu pengusaha muda sukses. Ia dikenal bukan hanya di Indonesia, tetapi hingga kawasan Asia.
Ia juga menjabat sebagai direksi di berbagai perusahaan, diantaranya, PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia, PT Adaro Indonesia, PT Indonesia Bulk Terminal, dan Interra Resources Limited.
Sandi ingin mengajak anak-anak bangsa untuk membawa Indonesia setara dengan bangsa-bangsa besar lain, agar potensi besar yang dimiliki bangsa ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.
“Saya gemas melihat dunia pendidikan kita masih tertinggal, sektor usaha belum tumbuh sebagaimana seharusnya. Padahal, sumber daya alam kita melimpah ruah, jumlah penduduk yang banyak serta potensi wisata paling banyak bisa membawa bangsa kita bersaing dipasar dunia.sekarang kalau bukan kita yang mengolahnya siapa lagi?” ungkap pria kelahiran Rumbai, Pekanbaru, 29 Juni 1969 itu.
Sandi saat ini memiliki ribuan anak buah dari sejumlah perusahannya.“Saya tidak punya anak buah. Tapi kalau partner kerja alhamdulilah lebih dari 10.000.” katanya.
Memimpin banyak anak buah bukanlah hal yang mudah. Sebagai pemimpin, ia merupakan tipikal pimpinan yang memberikan contoh pada anak buahnya. Lead by example, begitu ia menyebutnya.
“Jika ingin ucapan kita didengar, maka berilah contoh yang sesuai. berjika ingin mereka loyal tunjukkan bahwa anda juga loyal, dengan begitu orang-orang disekitar kita pasti akan mengikuti.” terangnya.
Resep Sukses
Karena kepepet tadi, akhirnya Sandiaga Uno patut mengecap manisnya karir di dunia usaha. Hingga detik ini, ia seperti bermimpi bisa menjadi pengusaha. Karena cita-citanya dulu hanya ingin menjadi pegawai bank yang loyal dan bekerja yang baik hingga pensiun.
“Saya juga heran saya kok bisa jadi pengusaha. Karena saya tidak pernah mempersiapkan diri menjadi seorang pengusaha.” Tuturnya.
Mencapai kesuksesan dirasanya bukan hal yang mudah. Namun ia selalu optimis bahwa selalau ada peluang di setiap keterpurukan.
“Sesulit apapun pekerjaan itu kuncinya just do it, pada prosesnya nanti pasti kita akan temukan jalan. Jadi bagi saya, tidak ada pekerjaan yang sulit sepanjang kita mau menjalaninya.” Katanya.
Sandi juga memiliki kriteria sukses sendiri. Menurutnya seseorang dikatakan sukses ketika karir, keluarga, lingkungan sosial dan spiritual sudah bernilai dan berimbang. “Saya menganggap sukses itu merupakan keseimbangan.” Katanya.
Hal terpenting yang menjadikannya tetap eksis di dunia usaha hingga saat ini adalah semangat optimisme yang ditanamkan kedua orangtuanya. Disiplin dan pergaulan yang baik akan menjadikan keseimbangan lain, seperti yang disebutkannya.
Pria berkacamata ini percaya bahwa setiap permasalahan ada solusinya. Karena itu, ia selalu optimis bisa mengerjakan semuanya lebih baik lagi esok hari. Karena ia selalu yakin bahwa hari esok lebih baik dari hari ini.