Selasa, 19 April 2011

Rusli Zainal, Si Ramah yang Doyan Guyon

Di balik segala kemajuan pesat yang terjadi di Kepulauan Riau ternyata ada seseorang yang berjasa di sana. Siapa lagi kalau bukan orang nomor satu yang menggawangi provinsi tersebut. Sang gubernur merasa bersyukur, hingga kini daerahnya menjadi salah satu potensi investasi yang cukup besar di Indonesia.


Sosok itu begitu ramah. Ia menyapa setiap pewarta yang ingin berbincang dengannya. Bahkan, ia tak segan untuk memberikan nomor handphone pribadinya kepada semua pewarta yang meminta nomornya. Ketika ada salah seirang yang iseng meneleponnya , ia tak tampak kesal, malah bercanda dengan kami, “Ngetes nih ceritanya, nggak percaya ya itu nomor saya?” katanya sambil tertawa.


Rusli Zainal. Ia memang terkenal ramah. Saya menemuinya dalam acara Indonesia International Infrastructure 2011 Conference & Exhibition (IIICE 2011) di kawasan Senayan, Jakarta.


Mengenakan kemeja putih dan celana panjang, lengkap dengan dasi, ia berjalan dengan santai. Tampak beberapa pengawal yang menemaninya ketika itu.

Ia membuka sua dengan mengobrol seputar investasi di daerahnya. Mulai dari pengembangan bisnis kelapa sawit hingga listrik.


“Hampir satu tahun APBN Indonesia ada di Riau. Di Dumai dan beberapa daerah lain di Riau telah menyumbang 300 triliun.” Tuturnya ditanya mengenai proyek investasi di daerahnya.


Data yang dikeluarkan oleh BKPM menunjukkan bahwa angka investasi di Riau untuk tahun 2010 untuk penanaman modal asing (PMA) adalah sebesar US$ 86,633 juta lebih dan Rp 1,037 triliun lebih untuk Penanaman modal dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).


Secara nasional, Riau berada di ranking 14 untuk Penanaman Modal Asing dan 12 untuk PMDN. Hebat bukan?

“Infrastruktur Riau masih amburadul”


Tak ada gading yang tak retak. Hal tersebut rupanya diakui oleh Rusli. Dibalik pesatnya dunia investasi di Riau masih menyembunyikan berbagai kendala, salah satunya infrastruktur.


“Jalan raya merupakan salah satu infrastruktur penting yang ada di Riau, tetapi sebagain besar jalan rusak parah. Bahkan Riau masuk peringkat ke empat tertinggi dalam hal kecelakaan.Infrastruktur Riau masih amburadul” Katanya.


Saat ini, ia dan jajarannya sedang mengembangkan upaya untuk mengatasinya. Diantaranya, dengan membangun empat buah jembatan di Dumai.


Masalah infrastruktur inilah yang kemudian dituding menjadi hal utama mundurnya ranking investasi Riau secara nasional.


Jika sebelumnya Riau berada di peringkat 5, tahun 2010, daerah ini turun peringkat, dan menempati posisi ke-14.


Namun hal tersebut tak menjadikan Rusli patah arang. Ia tetap gencar berpromosi agar daerahnya tetap diminati para investor.

“Itu bukan karena saya”


Namun Riau tetaplah diminati. Tingkat perekonomian di sana cukup bagus. Berbagai negara juga cukup berminat untuk menanamkan investasinya di sana, diantaranya, Malaysia, yang sedang menanamkan modalnya untuk pembangunan listrik di sana.

Sejuta keberhasilan yang penuh dengan pasang surut itu tak menjadikan Rusli merubah pribadinya. Ia memang terkenal terbuka dan tidak sombong.

Hal tersebut mungkin muncul dari latar belakangnya yang sebagai aktivis. Ia sempat menjabat sebagai Wakil Sekretaris KNPI Riau. Ketika itu, jabatan tersebut diraihnya ketika masih duduk di bangku kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Riau.


Rusli juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Riau.


Di samping kuliah dan berorganisasi, ia juga dikenal sebagai pebisnis, dengan menjadi pimpinan cabang di PT Mohairson Pekanbaru pada tahun 1982.


Pribadi yang asyik dan mudah bergaul, ditambah pengetahuan di dunia politik dan bisnis, membuat namanya cukup terdengar lingkup pemerintahan daerah.


Sebelum menjadi gubernur, ia terpilih menjadi Bupati Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 1999-2003.
Rusli menjabat sebagai gubernur Riau yang ke 11. Ia menjabat selama selama dua periode, yaitu 2003-2008 dan 2009-2014.


Sebagai orang terpandang di Riau, tak menjadikan pria kelahiran desa Bolak, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir 3 Desember 1957 tersebut tinggi hati.


Ia tetap ramah, dan menganggap berbagai kemajuan yang dicapai daerahnya sebagai keberhasilan bersama.
“Keberhasilan Riau adalah sumbangsih semua masyarakat, ini bukan karena saya. Buat saya kesuksesan yang diraih secara bersama lebih penting maknanya,” jelasnya.


Itulah Rusli Zainal. Sang pemimpin yang dikenal tak sombong, selalu membantu rakyat kecil, dan penuh dengan sejuta visi dan misi.


Hingga kini, ia masih memantapkan langkah menjadi orang nomor satu di daerahnya. Pribadi ramah itu, akhirnya harus pergi meninggalkan kami.


Namun obrolan singkat dengannya, menyiratkan berbagai pesan bahwa sebagai petinggi, haruslah tetap rendah hati dan penuh dengan sejuta mimpi untuk memajukan rakyat.


(Arnelia Triwardini/DN/bd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar