Kamis, 25 Agustus 2011

Sambutlah Lumba-Lumba dari Lovina!

Libur Lebaran mau kemana? Manfaatkan libur panjang ini dengan berkumpul bersama keluarga besar. Sambil menikmati moment istimewa menjelang Idul Fitri, anda bisa beristirahat dan menikmati keindahan pulau Lovina yang memukau.


Nah, jika anda berkunjung ke Bali, jangan hanya sampai ke Pantai Kuta saja. Berkunjunglah ke bagian utara Bali, tepatnya di Pantai Lovina.

Pulau yang masih alami ini cukup member magnet yang berarti bagi para wisatawan yang berkunjung ke sekitar Pulau Bali.


Lovina pun menjadi istimewa dengan keberadaan lumba-lumba di sana. Atraksi lumba-lumba pun menjadi salah satu wisata menarik yang tak boleh terlewatkan.

Dengan menyewa perahu yang ditawarkan di sana, anda bisa melihat puluhan lumba-lumba lucu dari dekat. Puluhan lumba-lumba akan menari di lautan lepas. Atraksi menarik ini tentu akan menjadi pengalaman tak terlupakan di liburan kali ini.


Jika anda lelah, dan ingin beristirahat, berbagai hotel dan resort banyak ditawarkan di sepanjang Pantai Lovina.

Fadel Muhammad Cinta Produk Indonesia

Cinta produk Indonesia. Hal tersebut bukan hanya sekedar slogan. Inilah yang terjadi pada Fadel Muhammad. Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut mengungkapkan rasa cinta terhadap Indoenesia dengan cara menolak habis-habisan produk impor.


Sosoknya begitu hangat. Menyapa semua pewarta dengan senyum manisnya. Kala itu, Fadel Muhammad, yang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, baru saja usai memberikan materinya dalam sebuah acara ekonomi di Jakarta.


Pria asal Gorontalo tersebut seperti menjadi pahlawan di dunia perikanan di Indonesia. Bagaimana tidak, ia mati-matian mengusahakan kemajuan perekonomian nelayan Indonesia, dan meminimalisasi terjadinya impor di negara ini.


Nama Fadel pun lantas mencuat karena perjuangannya diacungi jempol oleh presiden SBY baru-baru ini. Namun hal tersebut tidaklah mudah. Karena sejumlah impor malah merambah Indonesia. Yang terhangat adalah berita seputar impor garam.


Perseteruan pun terjadi antara dua institusi, Kemeterian Kelautan dan Perikanan, yang mengharamkan impor, dan Kementerian Perdagangan, yang melakukan sejumlah impor, dengan dalih menyelamatkan perekonomian Indonesia.


Mengenai hal tersebut, Fadel terang-terangan menolak. Menurutnya, membeli garam dari petani justru akan meningkatkan perekonomian Indonesia.


“Selain kita membantu mengangkat perekonomian Indonesia, kita juga sekaligus menaikkan tingkat perekonomian Indonesia nantinya.” Tuturnya.

Hobi Makan Ikan


Pria yang melewatkan masa kecil di Gorontalo tersebut rasanya begitu pas menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.


Ia begitu peduli dengan dunia pangan Indonesia. Alhasil ketika ia pernah menjabat sebagai gubernur Gorontalo tahun 2006 silam, ia menanamkan 'Gerakan Peningkatan Produksi Padi Nasional 2 Juta Ton. '


Pemilihan gubernur yang sempat mememcahkan rekor MURI, karena memenangkan 81 persen suara ketika itu, menjadikan Fadel sosok yang cukup diingat oleh sebagian besar masyarakat.


Menjadi menteri kelautan dan perikanan membuatnya ingat masa kecilnya dulu.


“Saya hobi sekali makan ikan. Jadi menteri seperti ini karena sering makan ikan dari kecil,” tuturnya sembari tertawa.


Fadel memang dikenal paling giat mengkampanyekan gerakan makan ikan. Bahkan, ia mencanangkan agar ikan bisa menjadi konsumsi utama masyarakat Indonesia.


“Wilayah Indonesia sebagian besar merupakan wilayah perairan, jadi tak sulit untuk menemukan ikan. Gizi ikan juga dikenal begitu tinggi.” Katanya.

Kerahkan Sejuta Budidaya


Saat ini, Fadel juga sedang disibukkan dengan berbagai perencanaan ke depan. Beberapa tahun belakangan, ia mengerahkan budidaya, seperti rumput laut, ikan nila, ikan patin di beberapa wilayah Indonesia.


Tahun 2012, Fadel juga ingin memperkenalkan sistem aqua culture, yang akan diperkenalkan di dunia regional.
Aqua culture sendiri merupakan konsep baru yang dibuat mengenai perkemangan wilayah yang berbasis perikanan.


“Di Pulau Seribu, Medan Banggai Kepulauan saat ini sedang kami galakkan system ini. Anggarannya juga tidak besar, hanya 200 milyar,” jelasnya.


Aqua culture lalu menjadi visi ke depan Fadel. Ia berharap system ini bisa dijalankan ke pasar local dan regional.
Gencarnya impor yang dilakukan institusi lain, membuat Fadel Muhammad berkali-kali ‘marah’ di berbagai media. Pria berkacamata ini memang prihatin dengan maraknya impor, terlebih lagi impor illegal yang banyak ditemukan di Indonesia.


“Sayakemarin dari Ambon. Dulu orang Muara Baru banyak yang impor. Tetapi sejak ada peraturan larangan impor, maka mereka beli produk lokal.” Katanya.


Mengenai impor yang terbilang mudah, Fadel memang mengakuinya, tetapi ia merasa prihatin dengan keadaan nelayan Indonesia.


“Impor itu memang mudah dan murah. Tetapi kasihan kan nelayan kita. “ katanya miris.


Melihat perjuangan Fadel yang mati-matian menolak segala macam produk impor, rasanya cukup menyejukkan hati. Dimana, akhir-akhir ini, produk impor kian merajalela di bumi Indonesia.


Dan ternyata di sini, masih ada sosok yang peduli terhadap keadaan bumi Indonesia. Cintanya terhadap Indonesia diwujudkan dengan meengibarkan bendera perang terhadap produk impor.


Nah, jika anda mengaku cinta Indonesia, maka mulai detik ini, berhentilah memakai segala produk luar negeri, dan mulai mencintai segala jenis produk dalam negeri.


Si Cantik Di Balik Kesuksesan Mazda

Otomotif, yang dulu dianggap tabu bagi wanita, saat ini kian merajalela. Di kota-kota besar, tak jarang kita menujumpai kaum hawa asyik menunggangi kuda besi dengan warna-warna feminine. Dan dunia otomotif pun kian hari kian diminati di kota-kota besar di seluruh Indonesia.


Hal tersebut terlihat dari minat pasar yang makin sadar bahwa memiliki kendaraan pribadi begitu pentingnya untuk mengantar hingga tempat tujuan. Tak hanya sebagai transportasi antar jemput, namun, sebuah kendaraan bisa memiliki prestige yang tinggi bagi seseorang.


Pasar otomotif di Indonesia pun kian ramai dan diminati oleh pasar. Hal tersebut terbukti dengan penjualan salah satu brand otomotif yang makin tahun mengalami kenaikan


“Dari tahun 2010 sampai 2011, penjualan kami naik sekitar 46%.” Terang Astrid Ariani Wijana, Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia, ketika dijumpai di bilangan Jakarta Selatan.

Kota Besar Alami Peningkatan Penjualan


Tingginya minat kaum urban untuk memiliki kendaraan pribadi makin hari kian bertambah. Hal tersebut terbukti dengan tingginya tingkat pemasaran di Jakarta yang berada jauh di atas daerah lainnya.


Pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah di Indonesia, makin menjadikan langkah penjualan otomotif menanjak sedikit demi sedikit.


Lihat saja buktinya. Setelah Jakarta, kota lain seperti Surabaya, Medan, dan beberapa daerah di Kalimantan, akhir-akhir ini mengandalakan mobil untuk bertransportasi.


Alhasil, di daerah-daerah tersebut, penjualan Mazda mengalami peningkatan sekitar 25-35% untuk salah satu produk keluaran Mazda dengan model pick up.


Apalagi menjelang mudik seperti saat ini, mobil kian diburu untuk kepentingan pulang kampung. Jelang mudik, masih banyak masyarakat yang mengandalkan mobil, daripada sarana transportasi lain, seperti pesawat, kereta, dan kapal laut.


Hal ini dikarenakan, mobil bisa memuat seluruh anggota keluarga, dan juga mampu menampung barang bawaan yang banyak, tanpa kena charge.

Foto:Dok. Pribadi


Otomotif Kian Dekat dengan Wanita


Tingginya minat masyarakat terhadap produk otomotif ini, kian menambah deretan sejumlah wanita yang berada di balik kesuksesan produk tersebut. Sebut saja, Mazda. Salah satu brand yang cukup ternama di nasional dan internasional ini mempercayakan pemasarannya bukan pada pria, namun pada wanita cantik bernama Astrid Ariani Wijana.


Sejak tahun 2006, Astrid setia dengan brand tersebut. Ia menyukai industri otomotif, karena tertantang dengan segala hal yang berbau ‘cowok’.


“Ada yang bilang kalau dunia otomotif itu cowok banget, nah di situlah saya tertantang untuk mencobanya.Ternyata otomotif bisa dijadikan sebuah karir sesuai dengan bidang yang saya geluti,” terangnya.


Astrid yang mengambil jurusan Marketing di London School of Public Relation ini, lantas tertarik bergabung dengan perusahaan otomotif. Sebelumnya, ia berkarir di PT BMW Indonesia, yang juga masih di dunia otomotif.


“Saya suka industrinya, banyak yang bilang kalau otomotif kental sama cowok.tapi ternyata tidak juga. Belakangan ini banyk juga wanita yang juga berkiprah di industri otomotif. Dan posisi mereka juga merupakan posisi-posisi kunci juga. Nggak ada gender issue di industri ini.” Terangnya.


Kian berkembangnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang menjadikan Astrid begitu semangat bahwa industri ini tak akan surut. Industri otomotif akan bangkit seiring bekembangnya ekonomi Indonesia.


“Kami yakin banyaknya pertumbuhan ekonomi ini akan merangsang pembelian. Dan otomatis akan masuk di industri otomotif dengan sendirinya. “ katanya antusias.


Cinta Jakarta


Lahir di Jakarta, membuat wanita kelahiran 6 Oktober 1978 ini cukup mengenal dengan baik ibukota Indonesia ini.
Jadi, walaupun macet dan sumpek, namun ia masih merasakan kenyamanan berada di Jakarta.


“Saya rasa Jakarta is a nice city, tapi memang perlu pembenahan di beberapa titik, dan saya rasa juga saat ini kita menuju ke arah itu. Jakarta pasti dengan sendirinya akan berkembang, tidak hanya dari tata kota, tapi juga infrastrukturnya.” Katanya mengenai tanah kelahirannya.


Mengenai karirnya, Astrid masih ingin mengembangkan brand Mazda agar semakin melekat di masyarakat Indonesia pada umumnya, khususnya kota Jakarta.


“Mudah-mudahan, akhir tahun ini, nama Mazda makin dikenal, makin banyak produk yang variatif, yang bisa memenuhi pilihan konsumen.” Katanya.