Jumat, 13 Januari 2012

Aline Adita Merubah Stres jadi Sukses

Menjadi seorang model sebelumnya tak pernah terpikirkan bagi seorang Aline Adita. Pribadinya yang malu-malu membuat dirinya merasa minder di antara teman-temannya. Namun, siapa sangka, Aline merubah hal yang tak mungkin tersebut menjadi nyata. Saat ini, ia lancar berlenggak-lenggok di catwalk Indonesia hingga mancanegara.

Perkenalan Aline di dunia modelling terjadi berkat jasa sang bunda. Ketika itu, ia masih duduk di kelas 3 SMP. Aline dibujuk sang bunda untuk mengikuti sekolah modeling, dengan alasan supaya lebih percaya diri. “Dulu saya paling tidak pede di sekolah, karena saya cewek paling tinggi di sekolah.” katanya.

Aline pun ogah-ogahan mengikuti kelas model yang waktu itu diikutinya di Oky Modelling, sekolah model milik peragawati senior Oky Asokawati.

Membagi waktu antara sekolah dan modeling sempat membuat Aline stress. Siang hari, Aline sekolah, sementara malam nya ia harus bersiap untuk show di berbagai tempat. “Waktu itu, susah banget untuk ngatur jadwal antara sekolah dan modeling. Stres deh, karena ijin waktu sekolah juga susah, belum lagi ngerjain PR, ditambah malamnya harus show.” terang wanita kelahiran Jakarta, 17 Juli 1980 tersebut.

Namun, setelah dijalani, Aline cukup enjoy dengan profesi tersebut. Dengan tinggi badan 177cm dan berat 53kg, Aline terlihat proporsional sebagai seorang model papan atas. Terlebih ketika tawaran show keluar negeri mulai datang padanya. “Setelah sering jalan-jalan keluar negeri, seru banget. Selain pakai baju desainer, bisa sekalian travelling, dibayar pula.” tuturnya sambil tertawa.

Eksis di modelling

Hingga kini, kesibukan Aline di dunia modelling masih menumpuk, walaupun banyak terdapat wajah-wajah baru. Aline mensyukuri hal tersebut. Para desainer tetap memercayakan baju rancangannya untuk dikenakan Aline.

Banyak model-model baru yang menjadikan dunia model sebagai jalan pintas untuk terkenal. Mengenai hal ini, Aline pun sempat miris.

“Menjadi model itu tidaklah gampang. Harus bisa mengontrol diri, tidak besar kepala, dan mau bersusah payah untuk tetap eksis. Model-model baru kebanyakan datang ke lokasi terlambat. Mana sempat fitting baju. Akhirnya, di catwalk, terlihatnya malah berantakan. Baju bagus-bagus jadi nggak enak dilihat.” kata lulusan D3 periklanan Universitas Indonesia tersebut.

Tips Aline sederhana saja. Jangan takut bertanya pada desainer, untuk show, busana yang ingin ditampilkan seperti apa. Setelah itu, mengecek keadaan busana sebelum show, maka segala kekurangan busana tersebut, masih bisa diperbaiki terlebih dahulu.

Lihat saja, sampai sekarang, Aline masih dipercaya para desainer, sampai-sampai melakoni show ke luar negeri.

“Untuk bisa eksis dalam suatu bidang itu harus punya dedikasi tinggi, berusaha di bidang tersebut, dan tidak besar kepala.” katanya.

Melirik aksi sosial
Setelah menjadi model dan presenter, Aline pun melebarkan sayapnya ke bidang sosial. Untuk itu, Aline ingin melakukan hal yang berarti bagi masyarakat luas.

Tak banyak orang yang tahu, bahwa Aline sangat concern dalam kegiatan berbau sosial. Kebanyakan orang mencap Aline sebagai model yang gemar bersenang-senang. Namun, dibalik itu semua, Aline sempat meluangkan waktu utuk berkegiatan sosial.

“Saya merasa masih muda dan sehat. Selama saya masih bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat, saya mau melakukannya.” demikian alasannya.

Aline mulai menjamah kegiatan sosial ketika ditunjuk jadi Duta Campak bersama Ferry Salim. Setelah itu, kegiatan sosialnya pun bertambah. Ia juga aktif di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, serta menjadi humas salah satu acara kemanusiaan Syair Untuk Sahabat Foundation (SUSF), sebuah acara amal untuk para korban HIV AIDS.

Ditanya tentang ketertarikannya untuk mendirikan sebuah yayasan sosial, Aline menjawabnya dengan sangat excited.

“Kalau saya punya dana, dan banyak waktu, kenapa tidak. Saya sekarang punya teman-teman se- visi, jadi kenapa tidak. Nggak semua orang punya konsen peduli.” katanya.

Mengenai rencana hari tua, Aline ingin memiliki karir baru lagi, yaitu menjadi petani. “Dari dulu saya ingin sekali hari tua saya, saya habiskan untuk bercocok tanam.” tuturnya.

Dalam hidup, Aline memiliki satu prinsip yang terus dipegang teguh. Ia selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin. Hal itulah yang menjadikan Aline tetap eksis hingga saat ini. Mau mengikuti jejak Aline?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar