Bagi anda yang kerap menggeluti dunia bursa saham, pasti sangat hafal dengan sosok satu ini. Billy Budiman. Selain analisnya yang akurat, di usia yang masih muda, menjadikan Billy dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia bursa saham di Indonesia.
Ternyata ia mewariskan bakat analisanya dari sang ayah, Budiman Chandara. Ketika itu, ayahnya mendapatkan saham secara gratis dari PT Indofood.
Namun, sang ayah begitu sibuk, sehingga tak memiliki waktu untuk mengatur sahamnya. Maka, ia mengajarkan Billy, yang ketika itu masih berusia 10 tahun untuk menguasai perkembangan saham.
“Waktu itu, aku belajar dari melihat running trade yang ada di televisi. Awalnya aku hanya perhatikan saja angka-angka yang lewat ” ceritanya.
Sebagai anak-anak, Billy belum paham benar, namun, ayahnya terus mengajarinya tanpa lelah. Sampai ayahnya menawari Billy suatu hal yang amat menarik baginya.
“Katanya kalau aku bisa kuasai ini, aku bisa beli game sendiri ” jelasnya mengenang.
Billy pun begitu excited untuk belajar. Beberapa bulan belajar bursa saham, Billy selalu meraih untung.
Ketika ia berusia 12 tahun, Billy pun dibawa oleh ayahnya untuk berguru kepada pamannya, yang ketika itu menjabat sebagai direktur sebuah perusahaan sekuritas.
Ia pun langsung dihadapkan pada banyaknya laporan keuangan. “Rasanya nggak ada harapan untuk belajar waktu itu. Lalu aku tanya sama Om, apa nggak ada yang lebih mudah Om?.”
Lantas, Billy pun diboyong ke sebuah ruangan dimana banyak terdapat layar penuh gambar grafik beraneka warna. Dari situlah ia mulai belajar saham dengan cara technical analysis.
Di tahun 2004, Billy belajar selama tiga bulan. Dan siapa sangka, dari hasil analisanya, ia bisa melipat gandakan modal menjadi 200%.
Bangkit dari kegagalan
Sebagai orang yang telah melakoni dunia saham sejak bocah, Billy tak pernah merasa dieksploitasi. Ia malah merasa beruntung bisa mengenal dunia bursa saham dari dulu.
Walaupun usia sekolah, Billy dihadapkan pada rumitnya dunia bursa saham, namun, ia masih bisa beristirahat ketika jam bursa tutup.
“Setelah jam 4 sore, aku juga masih sempatkan ngumpul bareng teman-teman. “
Billy bersyukur, ia termasuk salah satu orang yang diperhitungkan dalam dunia pasar saham di Indonesia.
“Ini bisa dibilang berkat. 90% saham di Indonesia biasanya merugi. Kita bisa menjadi 10% winnernya, jadi aku sangat bersyukur “
Menakar sebuah kesuksesan pun, Billy memiliki jawaban yang cukup dewasa.
“Sukses itu bukan berarti uang. Sukses itu adalah bagaimana kita udah jatuh, tapi bisa bangkit lagi. Kalau pernah merasa kita nggak akan bisa bangkit, coba saja, kita pasti akan bisa bangkit. Itu adalah kesuksesan buat aku. ”
Billy mampu berbicara seperti itu, karena ia pernah merugi hingga 93%. Waktu itu, ia mengaku membaca pasar saham hanya berdasarkan feeling. Karena kapok, ia pun mulai belajar menggunakan analisa berdasarkan teknik analisis, bukan feeling semata.
Mengenai harapan ke depan, pria yang hobi sepakbola dan main drum tersebut ingin menjadi manajer investasi internasional.
“Aku ingin jadi international trade manager. Aku rasa itu cita-cita setiap orang. Karena orang pasti akan menaruh dana di kita. Dengan demikian, kita berarti sudah bisa jadi analis yang orang anggap terpercaya, akurasinya tinggi, dan menguntungkan. “
Bagi anda yang tertarik mengikuti jejak Billy, simak tipsnya agar anda tak terjebak dalam permainan pasar saham.
Menurutnya setiap kali akan bermain saham, hendaknya jangan hanya memainkan feeling semata, karena jika demikian, sama saja dengan bermain judi. Dunia bursa saham harus ditelaah dengan menggunakan analisa yang tepat. Dengan demikian membeli saham sama dengan membeli peluang bisnis.
Ternyata ia mewariskan bakat analisanya dari sang ayah, Budiman Chandara. Ketika itu, ayahnya mendapatkan saham secara gratis dari PT Indofood.
Namun, sang ayah begitu sibuk, sehingga tak memiliki waktu untuk mengatur sahamnya. Maka, ia mengajarkan Billy, yang ketika itu masih berusia 10 tahun untuk menguasai perkembangan saham.
“Waktu itu, aku belajar dari melihat running trade yang ada di televisi. Awalnya aku hanya perhatikan saja angka-angka yang lewat ” ceritanya.
Sebagai anak-anak, Billy belum paham benar, namun, ayahnya terus mengajarinya tanpa lelah. Sampai ayahnya menawari Billy suatu hal yang amat menarik baginya.
“Katanya kalau aku bisa kuasai ini, aku bisa beli game sendiri ” jelasnya mengenang.
Billy pun begitu excited untuk belajar. Beberapa bulan belajar bursa saham, Billy selalu meraih untung.
Ketika ia berusia 12 tahun, Billy pun dibawa oleh ayahnya untuk berguru kepada pamannya, yang ketika itu menjabat sebagai direktur sebuah perusahaan sekuritas.
Ia pun langsung dihadapkan pada banyaknya laporan keuangan. “Rasanya nggak ada harapan untuk belajar waktu itu. Lalu aku tanya sama Om, apa nggak ada yang lebih mudah Om?.”
Lantas, Billy pun diboyong ke sebuah ruangan dimana banyak terdapat layar penuh gambar grafik beraneka warna. Dari situlah ia mulai belajar saham dengan cara technical analysis.
Di tahun 2004, Billy belajar selama tiga bulan. Dan siapa sangka, dari hasil analisanya, ia bisa melipat gandakan modal menjadi 200%.
Bangkit dari kegagalan
Sebagai orang yang telah melakoni dunia saham sejak bocah, Billy tak pernah merasa dieksploitasi. Ia malah merasa beruntung bisa mengenal dunia bursa saham dari dulu.
Walaupun usia sekolah, Billy dihadapkan pada rumitnya dunia bursa saham, namun, ia masih bisa beristirahat ketika jam bursa tutup.
“Setelah jam 4 sore, aku juga masih sempatkan ngumpul bareng teman-teman. “
Billy bersyukur, ia termasuk salah satu orang yang diperhitungkan dalam dunia pasar saham di Indonesia.
“Ini bisa dibilang berkat. 90% saham di Indonesia biasanya merugi. Kita bisa menjadi 10% winnernya, jadi aku sangat bersyukur “
Menakar sebuah kesuksesan pun, Billy memiliki jawaban yang cukup dewasa.
“Sukses itu bukan berarti uang. Sukses itu adalah bagaimana kita udah jatuh, tapi bisa bangkit lagi. Kalau pernah merasa kita nggak akan bisa bangkit, coba saja, kita pasti akan bisa bangkit. Itu adalah kesuksesan buat aku. ”
Billy mampu berbicara seperti itu, karena ia pernah merugi hingga 93%. Waktu itu, ia mengaku membaca pasar saham hanya berdasarkan feeling. Karena kapok, ia pun mulai belajar menggunakan analisa berdasarkan teknik analisis, bukan feeling semata.
Mengenai harapan ke depan, pria yang hobi sepakbola dan main drum tersebut ingin menjadi manajer investasi internasional.
“Aku ingin jadi international trade manager. Aku rasa itu cita-cita setiap orang. Karena orang pasti akan menaruh dana di kita. Dengan demikian, kita berarti sudah bisa jadi analis yang orang anggap terpercaya, akurasinya tinggi, dan menguntungkan. “
Bagi anda yang tertarik mengikuti jejak Billy, simak tipsnya agar anda tak terjebak dalam permainan pasar saham.
Menurutnya setiap kali akan bermain saham, hendaknya jangan hanya memainkan feeling semata, karena jika demikian, sama saja dengan bermain judi. Dunia bursa saham harus ditelaah dengan menggunakan analisa yang tepat. Dengan demikian membeli saham sama dengan membeli peluang bisnis.
mau nanya nih..Ada orang indo yg jago trading ga ya?
BalasHapusGa ada yg bisa dibilang bener2 jago krna org2 kayak gitu pasti pake ilmu mereka buat diri mereka sendiri!
BalasHapussaya pernah denger ttg org yg jago, klo ga salah nama twitternya @yokend
BalasHapusHalo,
BalasHapusSelamat pagi,
Saya Nando dari ForexMart.
Kami adalah perusahaan broker forex teregulasi dari Eropa (CySec dan MiFid).
Saya ingin mendiskusikan mengenai hubungan kerjasama(online partnership) program afiliasi yang menguntungkan terkait halaman website Anda.
Apakah Bapak masih membuka peluang kerjasama?
Apabila Bapak berkenan, dapat menghubungi saya.
Kami akan sangat senang untuk dapat memulai kerjasama dengan anda.
Terima kasih
Regards,
Nando
Business Development
ForexMart
Skype: nando.forexmart