Kamis, 12 Januari 2012

Yuanita Christiani, Si Pemalu yang Jago Nge MC

Dari sosoknya yang pemalu, beranjak dewasa, Yuanita Christiani malah berani bercuap-cuap. Keinginannya untuk menjadi penyiar akhirnya tercapai lewat kerja kerasnya. Kini, ia sukses dikenal sebagai salah satu host ternama di Indonesia.

Meniti karir sebagai seorang presenter nyatanya memberi pembelajaran tersendiri bagi seorang Yuanita Christiani. Eksis bercuap-cuap, Yuanita kini semakin dikenal karena kiprahnya dalam sebuah acara reality show pencarian jodoh di salah satu stasiun televisi.

Dunia yang diawalinya karena iseng semata, malah menjadikan Yuanita kian bersinar hingga saat ini. Bagaikan anak kecil yang sedang belajar bersepeda, Yuanita menitinya dengan penuh perjuangan.

Kritikan pedas yang kerap mampir ke telinganya dianggapnya sebagai sebuah pembelajaran.

Programnya, Take Me Out Indonesia yang diputar di Indosiar nyatanya sukses meraup penghargaan sebagai salah satu acara televisi terfavorit versi Panasonic Award. Acara tersebut masih menempati Rating dan Sharing nomor 1 di ranah pertelevisian Indonesia.

“Sekarang aku sedang tidak begitu sibuk karena kebetulan untuk acara Take Him Out, Take Me out dan Take a Celebrity Out untuk season ini sudah habis. Sekarang masih syuting program infotainment reguler aku, menjadi bintang tamu dan MC off air saja,” katanya ketika ditanya seputar kesibukannya.


Malu-malu kucing


Yuanita adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara dari pasangan Hermanto Angkawinata dan Siannie Kheng. Semasa kecil, ia terlahir sebagai anak yang pemalu.

“Orang tua aku sangat menomor satukan pendidikan, sejak kecil kami disuruh mengikuti berbagai kegiatan diluar jam sekolah seperti kursus musik, kursus bahasa inggris, dan beberapa kursus lainnya,” tuturnya mengenai kebiasaan masa kecilnya.

Namun, ketika duduk di bangku SMP, entah kenapa, ia memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang penyiar.

Perkenalannya dengan dunia entertainment juga didapatnya secara otodidak. Beberapa tahun lalu, ia mengantarkan saudara nya untuk mengikuti casting sinetron untuk sebuah acara.

Tetapi, saat itu pula, sang sutradara malah menawari Yuanita untuk mengikuti casting.

Sikap pemalu yang tumbuh dalam dirinya tersebut, lama-kelamaan sirna berkat tekadnya yang berkeinginan menjadi penyiar.

“Awalnya perasaan malu dan tidak percaya diri muncul, tapi aku mau belajar untuk selalu tanggap kepada semua kesempatan yang Tuhan sediakan dalam hidupku, katanya sambil tertawa mengingat kejadian tersebut.

Ikut casting, bukan berarti Yuanita langsung lolos ke acara tersebut. Tetapi tak berapa lama kemudian, sang sutradara menghubunginya bukan untuk menjadi sinetron, melainkan untuk menjadi host.

“Malam itu juga aku dan orangtua diajak untuk mengikuti internal meeting yang mereka lakukan. Tapi ternyata pada akhirnya produser acara itu meminta aku untuk membawakan acara itu selamanya menggantikan host yang lama,” tutur dara kelahiran Jakarta, 14 April 1986 tersebut.

Proyek pertama yang dicicipinya ternyata membuka peluang berikutnya. Awal karir yang dirintisnya dari tahun 2004 membuatnya sadar bahwa tak mudah untuk menjadi seorang entertainer sejati.

Ia masih ingat mendapat honor pertamanya sebesar Rp.100 ribu. “Waktu itu aku kasih ke gereja. Karena aku percaya akan apa yang dinamakan buah sulung, yaitu mempersembahkan gaji pertama kepada Tuhan melalui gereja,” katanya mengenang pendapatan pertamanya.

Sejak itu, Yuanita pun laris ditawari berbagai job. Diantaranya menjadi host untuk program Permak Abis dan Berani Tukeran di Trans TV.

Tahun 2006, ia mulai merambah ke stasiun televisi lainnya, yaitu menjadi host dalam acara Double Espresso di ANTV. Tahun 2007, hingga saat ini, jam terbangnya pun semakin bertambah.

Ia laris menjadi host berbagai tayangan di televise, diantaranya, Was-Was di SCTV, LIga Spanyol di TV One, Techno and Mobile di Metro TV, serta Take Me Out dan Take Him Out Indonesia di Indosiar .

“Kesuksesanku karena Tuhan”


Semua yang diraihnya selama ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Yuanita mengakui ini adalah buah kerja kerasnya, dan campur tangan Tuhan.

“Kadang-kadang aku suka kesal kalau aku dinilai sebagai seorang artis instant padahal mereka tidak pernah tahu perjuangan dan pengorbanan apa saja yang sudah aku lakukan hingga bisa sampai berada di posisi sekarang ini. Karirku bisa berkembang sampai sekarang ini? Semuanya adalah proses dari Tuhan, “ curhatnya.

Di balik semua itu, dukungan keluarga dirasa begitu besar dalam melambungkan namanya di dunia entertainment tersebut.Sadar akan hal tersebut, ia tak penah melupakan sosok keluarga yang selalu mendukungnya penuh. Bahkan, Yuanita mempercayakan sang mama untuk menjadi manajernya.

“Saat tidak ada syuting aku habiskan waktu dengan keluarga, dan sudah menjadi sebuah kebiasaan untuk aku untuk tidak menerima pekerjaan apapun bentuknya di momen-momen spesial untuk keluarga kami, seperti momen ulang tahun dan lain-lain.”.

Yuanita selalu merespon positif setiap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Karena itu, keluarga tercinta hingga detik ini tak pernah complain.

Atas buah kerjanya, ternyata Yuanita masih ingin terus belajar, dan belum merasa sukses. Lantas, sejauh mana sih Yuanita menakar kesuksesannya?

“Sukses itu relatif. Kesuksesan adalah akibat dari kerja keras dan kerja cermat dan kesuksesan adalah titipan Tuhan yang harus aku pertanggungjawabkan,” katanya.

Filosofi kesuksesan lainnya dipegang teguh hingga saat ini, Menurutnya. kehidupan adalah layaknya sebuah sekolah. Ada Tuhan yang bertindak sebagai guru terbaik, kesulitan yang dianggapnya menjadi sebuah tugas sehingga memacunya untuk terus berkarya, kegagalan yang memicunya pada suatu perbaikan, dan akhirnya melahirkan sebuah kesuksesan sebagai suatu penghargaan.

Life is the best school. God is the Best Teacher. Problem is the best assignment, Failure is the best revision and success is the best achievement, ” demikian filosofinya.

Untuk urusan masa depan, Yuanita memiliki sebuah keinginan, yang tak lain adalah melahirkan sebuah program talkshow layaknya Oprah Winfrey.

“Aku ingin memiliki sebuah acara talk show sendiri seperti Oprah Winfrey dimana tiap episodenya dapat menginspirasi banyak orang,” katanya.

Keinginan lainnya, ia ingin mencoba peruntungan di bidang bisnis, yaitu dengan membuka butik sepatu dengan brand nya sendiri.

Perbincangan singkat itu pun harus berakhir. Namun sebelumnya, Yuanita memberikan tips nya bagi anda yang ingin berkarir menjadi presenter sukses seperti dirinya.

“Jangan mudah menyerah, tanggaplah terhadap semua peluang yang ada karena peluang itu ada dimana-mana, awalilah dan akhirilah kegiatan kita dengan doa,” demikian tipsnya.

Semua peluang yang mampir ke hadapan kita memang sebaiknya diambil dengan bijak. Yuanita memegang teguh prinsip tersebut. Peluang itu nantinya akan menjadi sebuah pijakan karir selanjutnya. Dan jangan pernah melupakan kekuatan sebait doa. Karena doa nantinya akan membuat jalan yang kita tapaki penuh dengan kekuatan dan harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar