Kamis, 12 Januari 2012

Metty Djaja Pilih Asuransi

Terpeleset dan hanya coba menjalani hal baru merupakan satu tonggak perubahan karir yang dialami Metty Djaja, SE, As, ANZIF (Assoc).

Melamar pekerjaan sebagai seorang sekretaris ternyata membelokkan arahnya dan melesat terus hingga menjadi Pimpinan Cabang.

Setiap keberhasilan tak akan lahir begitu saja tanpa adanya usaha dan kerja keras. Bahkan pendidikan yang telah ditempuh sebagai seorang ahli sekalipun, bisa jadi berbelok arah, ketika orang lain menyadari kemampuan ekstra yang kita punya, dan tentu saja ditambah bantuan Tuhan yang tak ada batasnya.

Hal tersebut dialami pula oleh Metty. Perjalanan karirnya sebagai seorang Pemimpin Cabang tidaklah terencana. Ia hanya menjalankan semuanya secara sungguh-sungguh, dan terus belajar mengenai product knowledge di perusahaannya.

Namun, siapa sangka, tumpukkan polis habis diselesaikannya dengan baik. Customer pun selalu puas dengan segala solusi yang ditawarkannya. Belum lagi kliennya yang seabrek, mampu dirayunya hingga mau memakai jasa asuransinya.

Hasilnya tak tanggung-tanggung. Bercita-cita sebagai seorang marketing, Metty kini bisa menghisap manisnya buah kerja keras yang diperolehnya, yang tak lain sebagai seorang pimpinan di PT.Asuransi Central Asia cabang Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sebelumnya, ia sempat juga memegang jabatan yang sama di cabang Warung Buncit, Jakarta Selatan.

15 tahun bergelut di bidang asuransi membuatnya banyak belajar mengenai persaingan di bidang ini.

”Persaingan sebagai pemacu untuk kita terus maju dan menjadi lebih baik. Artinya klien semakin kritis dan sebagian membandingkan harga atau rating. Kita harus berusaha juga untuk memberikan perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.” katanya mengenai perkembangan dunia asuransi belakangan ini.

Si Bunglon


Denyut nadinya sepertinya telah tertuju sebagai marketing. Jiwa inilah yang kemudian singgah dalam dirinya. Wanita yang hobi main gamelan dan berenang ini mulai tertarik pada bisnis sejak duduk di bangku SMP di Santa Maria Fatimah.


“Dari SMP, saya sudah mulai jualan cokelat. Lalu SMA, saya buat parsel valentine, nggak tahu kenapa, saya bisa lho merayu para cowok supaya mereka beli cokelat saya supaya mereka kasih ke ceweknya,” katanya.

Mungkin bakatnya menurun begitu saja, dari usaha yang pernah dirintis sang ayah, Abun Mulyana Djaya, yang memiliki usaha elektronik. Namun Metty tak pernah dipaksa ayahnya untuk ikut berjualan.

Melihat kemampuan berkomunikasi sang ayah yang berhasil menggaet pelanggannya, ia lalu tertarik ingin menjadi sosok seperti ayahnya.

Namun, Metty lebih ingin mengembangkan kemampuan berkomunikasi, ketimbang berjualan. Walaupun, Metty sadar ia memiliki kedua kemampuan tersebut. Berjualan, berkomunikasi, plus merayu calon pembelinya.

Cita-citanya lantas berubah-ubah. Metty kecil sempat ingin menjadi marketing. Beranjak remaja, ia mencoret keinginannya, dan menggantinya dengan menjadi wartawan, dikarenakan hobi traveling dan mengirimkan tulisan untuk majalah dinding di sekolahnya.

Selepas SMU, ia malah mengambil jurusan Sekretaris, di Akademi Sekretaris/LPK Tarakanita. Dan ketika lulus, ia lebih tertarik untuk ‘main aman’, dengan melamar kerja sebagai sekretaris, sesuai kemampuan yang dimilikinya.

Metty sempat bekerja paruh waktu di divisi Public Relation di Mandarin Oriental Hotel dan Chedi Hotel, Bandung.

Tahun 1995, ia langsung melamar ke ACA sebagai sektretaris. Namun, untuk kriteria seorang sekretaris, Metty dianggap kurang cakap. Akhirnya ia ditawari untuk mengisi posisi marketing.

”Saya hanya punya modal mempelajari produk-produk yang ada, dan belajar jualan polis ke segmen retail, terjun langsung survey ke lapangan,” katanya.

Sambil bekerja, ia masih melanjutkan pendidikannya di LPAI Insurance Course, Interstudi Public Relations School.

Tahun 2005, ia dipercaya untuk menjadi Pimpinan Cabang. Tak semua karyawan bisa dipercaya memegang jabatan tersebut. Metty juga tak pernah bermimpi bisa memiliki anak buah. Wong, cita-citanya hanya sebatas sekretaris dan marketing.

ACA sendiri hingga sekarang masih terus dipercaya oleh para customer nya. ACA juga sempat memecahkan rekor MURI 2010 untuk Penyelenggara Kuliah Umum Asuransi dengan Peserta Terbanyak. Selain itu, sempat juga mendapat penghargaan Service Quality Award 2010.


Pemimpin yang On Time

Setiap anak buah pasti berkaca pada pimpinannya. Itulah semboyan yang selalu dipegang oleh wanita tegas tersebut.

Sebagai seorang pimpinan, Metty ingin selalu memberikan contoh kepada anak buahnya. Ia termasuk orang yang mengikuti aturan main di perusahaan.

Metty juga bisa dikategorikan orang yang on time, wanita kelahiran Jakarta, 30 mei 1972 tersebut selalu membudayakan datang paling pagi.

”Jam 7 pagi, saya sudah sampai kantor,” ceritanya.

Pelan-pelan, Metty berhasil mengubah budaya datang telat di kantornya. Ia termasuk tipe pimpinan yang lebih suka bertindak daripada berbicara.

“Saya sudah lakukan sebaik mungkin, dan saya bangga saya bisa mendapatkan sesuatu yang saya inginkan,” katanya mengenai definisi kesuksesannya.

Sayang sekali, perbincangan kami harus berakhir, lantaran ia harus melanjutkan pekerjaanya dengan rangkaian meeting dengan anak buahnya. Saking sibuknya, beberapa kali obrolan kami kerap terpotong, karena banyaknya partner dan anak buah yang meminta bantuannya.

Sebelum berakhir, Metty pun memberikan tips nya kepada anda yang ingin bergabung di dunia asuransi.

Menguasai produk perusahaan, mengedukasi pemegang polis asuransi, dan menjual sesuai kebutuhan klien adalah hal utama yang harus dimengerti dalam dunia asuransi.

”Lebih baik kita minta data yang banyak di awal, daripada ribut setelah ada klaim. Karena persaingan yang ketat, jangan sampai kita kehilangan klien yang pindah karena service kita yang jelek,” terangnya.




2 komentar:

  1. ya, saya kenal Ibu Metty ini...
    dia datang kekantor selalu rada pagi.

    BalasHapus
  2. coba mba dini sekalian ulas profile kepala keuangan PT. Meratus Line JKT di tj priok Ibu Darti Indriyani, beliau ini adalah mantan atasan saya sewaktu di meratus. saya dan beliau selalu masuk kantor pagi2. beliau juga disegani oleh tim divisi lain di meratus line cbg jkt.
    barangkali mba dini bisa terinspirasi oleh beliau...

    BalasHapus