Jumat, 13 Januari 2012

Juninho Jahja Tak Kenal Rasa Takut

Junino Jahja saat ini bisa menikmati masa kesuksesannya. Bagaimana tidak, sejak tahun 2008, ia dipercaya sebagai Direktur Utama Perum Percetakan Uang RI (Peruri). Yang perlu diacungi jempol, Junino selalu berhasil menjalankan pekerjaannya dengan penuh integritas.



Junino Jahja saat ini masih dipercaya oleh Menteri Negara BUMN menjadi Direktur Utama Perum Peruri sejak Januari 2008. Sebelumnya Junino Jahja pernah berkarier di PT Indosat Tbk dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2003 dengan posisi terakhir sebagai Direktur MIDI.


Selanjutnya pada tahun 2004-2007 menjabat sebagai Deputi Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Siapa sangka, pria santai dan ceria tersebut pernah berada di zona berbahaya. Ia sempat menjabat sebagai Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Memberantas korupsi sepertinya menjadi kenikmatan tersendiri bagi Nino, demikian ia biasa disapa. Ia tak takut berada dalam zona berbahaya.


Hujatan, ancaman, hingga tawaran sejumlah uang pernah disodorkan padanya. Berada di lingkungan KPK juga membuatnya seolah tak bisa bernapas. Setiap hari, ia disibukkan dengan kasus-kasus besar yang menuntutnya untuk stand by 24 jam penuh.


Kewajibannya untuk mengulik setiap persoalan korupsi di Indonesia, sempat membuatnya khawatir bahwa kehidupannya bisa saja berakhir detik ini.


Karir yang dijalankannya sangatlah berat. Ia menghadapi para pemegang kekuasaan dan konglomerat.


“Ketika masuk ke situ, saya sadar bahwa resikonya tinggi. Tetapi hal itu harus dihadapi.” katanya.


Jadilah, ia melakukan pekerjaan tersebut dengan keyakinan, bahwa KPK bisa meminimalisasi tindak korupsi yang terjadi di Indoensia.


Tahun ini, melihat kewibawaan KPK yang sempat diobok-obok, juga didukung penuh rekan-rekannya, Nino kembali terpanggil untuk menegakkan kembali kewibaab KPK sebagai lembaga penegak hukum di Indonesia lewat pemberantasan korupsi.


“Saya ingin mengembalikan KPK seperti semula.” demikian harapannya.


Hal ini diperkuat dengan pencalonan dirinya menjadi Ketua KPK. Keyakinan itu dipegang teguh, dengan harapan, lagi-lagi agar generasi selanjutnya bisa meminimalisasi korupsi yang terjadi di Indonesia.


“Sekarang saya lihat kok lembaga yang saya bangun dengan susah payah, sedang terpuruk, maka saya terpanggil.”tuturnya.

Sempat Ditentang Istri


Keberhasilan Nino tak semuanya berjalan mulus. Waktu SMA, Nino bercita-cita menjadi insinyur elektro. Namun, karena ia lulusan IPS, maka cita-cita itu pun lepas.



Selepas SMA, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi UI. Setelah menjalankan kuliah, Nino ternyata betah. Bahkan, pada tahun 1982, ia terpilih menjadi ketua senat mahasiswa.



Lulus kuliah, Nino aktif sebagai anggota Ikatan Alumni UI (ILUNI). Nino bahkan ikut membantu gerakan mahasiswa 1998 untuk menggulingkan pemerintahan Soeharto waktu itu.



“Saya memang aktif sekali di ILUNI. Dan tahun 1998, istri saya shock ketika mengetahui saya ikut berperan dalam menggulingkan pemerintahan Soeharto. Kami sempat ribut besar “ katanya



Namun, atas anjuran seorang ustad, akhirnya keluarga mereka pun tetap utuh sampai sekarang. Sang istri lantas bisa pelan-pelan menerima keadaan suaminya, yang ketika itu, seorang aktivis.



Maka, saat Nino masuk KPK, keluarganya mendukung 100%. Nino selalu berpesan kepada anak istrinya untuk pasrah jika ada kejadian tidak menyenangkan, seperti masuk penjara, atau bahkan tewas seketika, lantaran resiko pekerjaannya.



Dibalik kesibukannya, Nino selalu menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga. Maka, ketika dirinya sibuk dengan pekerjaannya, ia masih menyempatkan diri untuk menelepon atau chatting dengan keluarganya.



“Saya sangat meluangkan waktu untuk keluarga. Saya sempatkan waktu untuk bertemu keluarga, bahkan kalau ada waktu senggang saya ajak keluarga ke ke mall dan ke tempat wisata.“ katanya.

“Untuk mencapai suatu kesuksesan, mudah saja. Cukup dengan jaga integritas dan disiplin. Walaupun benturannya banyak, tetapi yakinlah bahwa anda bisa melakukannya. Dan jangan lupa berdoa.” katanya

Perlunya Memiliki Integritas dan Disiplin


Nino begitu vokal mengemukakan sesuatu. Jika ia tak suka, maka ia langsung mengemukakan hal tersebut kepada orang yang bersangkutan.



Hal ini terjadi di manapun. Menurutnya, demi suatu kebenaran dan prinsip, ia tak mau ditindas.



“Orang kalau pernah tahu masa muda saya, pasti tidak akan menyangka saya bisa sampai seperti ini. Karena saya kerjanya melawan ketidakbenaran. Siapapun dia, kalau saya benar, kenapa harus takut? Apapaun resikonya saya siap. Saya tidak mau ditindas.” jelasnya.



Karena hal tersebut, ia sempat didepak dari perusahaan tempatnya bekerja. Belum lagi atas keberaniannya mengemukakan pendapat, ia sempat mogok kuliah, karena dianggap menjadi provokator aksi mahasiswa yang dilakukan di kampusnya.



Mau menjadi sosok tegas dan cemerlang berkarir seperti Nino? Kuncinya sederhana, menurutnya, anda harus bekerja dengan penuh integritas dan disiplin tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar