Kamis, 12 Januari 2012

Teges Prita Soraya, Si Workaholic

Memimpin sekitar 300 tenant di mall besar seperti Grand Indonesia membuat Teges Prita Soraya semakin dikenal sebagai seorang Public Relation (PR) yang menyenangkan. Sebagai seorang Senior Marketing Communication Manager, Advertising&Promotions di Grand Indonesia Shooping Town, Teges merasa pekerjaan ini sudah cocok untuk dirinya yang telah berkeluarga.

Siapa sangka, namanya tak setegas orangnya ketika dirinya masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD). Ketika SD, Teges bahkan tak bisa untuk sekedar menegur teman. Percaya atau tidak, ketika teman-temannya bercita-cita menjadi dokter atau presiden, Teges tidak pernah punya cita-cita. Dan ketika ditanya oleh guru, Teges selalu bilang,” Tidak tahu, saya tidak punya cita-cita.” ungkap istri pembalap Matteo Guerinoni ini.

Namun, saat SMP, sosok Teges mulai sedikit berubah. Hal ini diawali ketika sang Ibu memaksanya untuk bergaul. Teges pun dimasukkan ke kursus seni Swara Mahardika pimpinan Guruh Soekarno Putra. Dari situlah, Teges mulai membuka diri dan kemudian memiliki banyak teman. Ia pun mulai belajar untuk mandiri.

Ketika SMA, Teges mulai tertarik untuk kenal dengan dunia PR. Di situlah, cita-citanya sebagai PR mulai terbentuk. Ia mulai mengikuti organisasi.“Pas SMA kelas tiga, saya sudah ikut-ikutan membuat press conference. Ya, walaupun cuma fotokopi, belum berani bikin sendiri,” kenangnya sambil tertawa. Dari situ, ia semakin aktif mengikuti organisasi apapun.

Selepas SMA, ia mengambil kuliah di Universitas Indonesia jurusan Sastra Cina. Namun ibu dua anak ini tak lupa akan cita-citanya. Dan di tahun 1992, ia mengambil diploma jurusan Public Relations di London School of Public Relations. Disana ia jadi mengetahui tren marketing communication. Ia pun lalu menjadi pengajar part time.

Cinta Pekerjaan


Di usia 21 tahun, wanita yang doyan olahraga laut ini mulai memasuki dunia kerja. Yaitu sebagai PR Manari Open Air Pub. Disana, Teges mulai praktek mengenai tugas-tugas PR kantor. Saya belajar banyak mengenai ke- PR an, bagaimana kita bisa mempromosikan tempat tanpa hard selling,” tuturnya. Ia juga mulai belajar bagaimana caranya agar orang tertarik untuk datang ke restoran, dan kreatif membuat suatu acara, agar orang selalu tertarik mengunjungi tempat tersebut. “Saya ingat sekali gaji pertama saya waktu itu 500 ribu rupiah,” ujarnya.

Setelah itu, ia lalu pindah ke restoran lain, yaitu Salsa Club di daerah Kemang. Disana Teges menjabat sebagai Marketting Communication Manager. Ilmu PR nya pun makin meningkat disana, lalu jabatannya pun meningkat menjadi General Manager.

Merasa bosan dengan rutinitas sebagai PR restoran, Teges merasa tertantang untuk mencoba bidang yang lebih dinamis lagi. Ia pun menerima pinangan RCTI yang saat itu membutuhkan orang baru untuk mendirikan departemen Marketting Communications. Disana ia semakin ditantang untuk kreatif membuat berbagai program on air maupun off air. “ Selama dua tahun, saya menciptakan audisi Indonesian Idol, Miss Indonesia, serta 2 audisi Idola Cilik.” katanya.

Ia juga sempat menyelenggarakan pertandingan sepakbola untuk menjadi promotor tim sepakbola Bayern Muenchen. Di luar itu, Teges bersama tim nya juga menyelenggarakan roadshow untuk berebut rating.

“Cukup lelah, mengingat ketika itu saya punya dua anak yang masih kecil, tetapi saya senang dengan pekerjaan saya.” jelas wanita hitam manis ini. Untuk meluangkan waktu bersama keluarga, ketika itu tidak mudah. Akibatnya anak pertama Teges terlambat membaca. Di situlah Teges memutuskan untuk berhenti dari RCTI.

Ia lalu memutuskan untuk bekerja menjadi PR Grand Indonesia. Ketika ditanya kesulitan menjadi PR mall, ia menjawab bahwa semua service industri awalnya memang sulit. Triknya ialah menganggap semua hal baru sebagai klien, yang berbeda-beda karakternya. “ Tidak terlalu banyak berbeda kok, tinggal bagaimana kita mengimplementasikannya.” Katanya sambil sesekali mengibas rambut panjangnya.

Saat ini, Grand Indonesia sendiri memiliki 300 tenant. Bersama 30 karyawannya, Teges mengerjakan berbagai promo, mulai dari advertising communication, customer loyalty, dan berbagai event untuk memajukan mall tersebut.

Solid

“Pemimpin yang sukses ialah di saat saya pergi dari kantor ke manapun, mereka tetap bisa berjalan dengan tenang, dan berjalan seperti rasanya saya ada disana, walaupun saya sudah tidak ada. For me that's a good manager” katanya ketika ditanya mengenai definisi sukses.

Sekarang ia pun sudah merasa menjadi seorang pemimpin yang sukses mengelola anak buahnya. “Saya sudah menyiapkan orang-orang yang bekerja di bawah saya untuk selalu siap dalam segala macam kondisi.” paparnya.

Sedikit tips Teges mungkin bisa menjadi inspirasi anda yang tertarik untuk menjadi seorang PR. Anda diharapkan untuk banyak membaca buku dan resensi mengenai aktivitas PR.PR itu sangat dinamis, kalau kita tidak up date informasi, pasti akan sulit,” ujarnya menutup pembicaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar