Jumat, 13 Januari 2012

Metamorfosa Frederca Widyasari Dewi

Menjajal perputaran pasar modal menjadi hal baru yang nikmat bagi seorang Frederica Widyasari Dewi. Karirnya naik setapak demi setapak. Saat ini, Kiki, panggilan akrabnya menjabat sebagai Direktur Pengembangan di Bursa Efek Indonesia.

Wanita ini begitu ayu. Tak menyangka bahwa dirinya dekat dengan dunia pasar modal Indonesia. Tak heran, karena ia sempat digelari Diajeng Jogjakarta 1994 dan Putri Ayu Jogjakarta pada tahun 1995.

Hidupnya adalah sebuah metamorfosa. Kiki yang sempat mencicipi dunia entertainment, dinilai banyak orang lebih pantas berada di area nya ketika itu. Geliat sinteron, model, dan segala hal berbau hiburan dikombinasikan dengan perilakunya yang lemah lembut, rasanya lebih pas untuknya berkarir di sana.

Tetapi Kiki punya cita-cita lain. Ia ingin membuat Indonesia selangkah lebih maju di dunia pasar modal. Karena kini, masyarakat yang tertarik untuk menjadi investor di pasar saham Indonesia.

“ Kalau pasar modal bisa jadi bagian masyarakat Indonesia, betapa baiknya. Karena kesejahteraan masyarakat bisa terjadi dari dua hal. Pertama, income, yang kedua investasi, “ tuturnya, yang melihat takjub instrumen investasi di Indonesia yang terus meningkat.


Dari Artis ke Saham

Sebelum mencicipi dunia pasar saham, Kiki lebih dikenal sebagai artis. Tahun 90-an, ia kerap membintangi sinetron kolosal, seperti Angling Dharma. Belum lagi sinetron lain, seperti Doaku Harapanku, Panji Manusia Milenium, dan sejumlah tawaran iklan ketika itu.

Namun, menjadi seorang entertainer, tak membuat Kiki puas. Ia ingin menapaki karir lain yang sesuai dengan pendidikan yang diambilnya ketika kuliah.

Usai merampungkan studinya di Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Kiki lalu melanjutkan S 2 nya ke Universitas Fresno di California, AS, pada tahun 2004.

Selama kuliah di Amerika, ternyata memberikan Kiki sebuah inspirasi baru. Jika di Indonesia, pasar modal bisa dikenal dan dipelajari dengan baik, tentu akan meningkatkan kualitas perekonomian di Indonesia.

Dari hal tersebut, Kiki pun yakin bahwa pasar modal bisa berkembang pesat di Indonesia suatu hari nanti.

“Saya tertarik untuk terjun ke pasar modal semenjak tinggal di Amerika. Di sana, obrolan sehari-harinya itu tentang pergerakan harga saham, “ kata wanita berparas cantik tersebut.

Ia pun melihat perbedaan bahan perbincangan di negeri adidaya tersebut, jika dibandingkan dengan di Indonesia.

“Kalau di sini, obrolan setiap pagi nya lain lagi. Ngomongin gosip artis,” katanya sambil tertawa.

Kiki lalu memiliki satu keinginan bahwa Indonesia nantinya bisa semaju Amerika. Terlebih dalam persoalan pasar modal.

“Saya melihat di Indonesia perkembangan pasar modal sangat besar. Pergerakan indeks dan bursa di Indonesia juga merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Nah, ini merupakan salah satu potensi besar dan baik jika dikembangkan di Indonesia,” kata wanita kelahiran 28 November 1976 itu.

Ia juga ingin ilmu ekonominya terpakai dalam satu pekerjaan yang jelas. “ Bidang yang saya tekuni adalah ilmu ekonomi, bisnis, keuangan, dan pasar modal. Saya punya keinginan suatu saat ingin bekerja di lembaga yang memiliki makna keberadaan yang signifikan dengan jenjang karir yang jelas,” terangnya.

Setalah lulus S2, ia sempat menjadi dosen di Universitas Indonesia, Atma Jaya, dan STEKPI. Pada tahun 2004, Kiki pun iseng melamar ke Bursa Efek Indonesia (BEI) yang waktu itu dikenal dengan nama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Awalnya ia masuk sebagai Corporate Secretary.

Menjabat sebagai Corporate Secretary membuat Kiki ketika itu lebih dikenal sebagai bidadari BEI.

Begitu cantiknya kemampuan Kiki dalam dunia pasar saham. Ia mampu melesatkan karirnya menjadi Direktur Pengembangan Usaha di BEI pada tahun 2009 sampai saat ini.

Berbagai terobosan pun ia coba tawarkan. Mulai dari kursus pasar modal yang didirikan di Jakarta dan Surabaya, memperkenalkan teknologi online trading syariah, membuka pusat informasi pasar modal, hingga rencana terbarunya tahun depan, untuk mengkampanyekan gerakan cinta pasar modal.

Gerakan tersebut merupakan salah satu kampanye yang dilakukan BEI untuk memperkenalkan pasar modal ke seluruh lapisan masyarakat.

Hormati Orangtua

Lembut, lemah gemulai, pintar, dan tentu saja cerdik dalam mengatur keuangan. Itulah Kiki. Ia juga ingin di Indonesia, semua orang bisa mengatur keuangan dengan bijak, agar nantinya kehidupannya di masa tua bisa terjamin.

“Saya lihat di Indonesia, orang pintar hanya di sekolah, tetapi pas membicarakan perihal me-manage uang, dia tidak mengerti. Padahal penting sekali untuk menyimpan uang yang telah ia dapat, lalu ia simpan untuk investasi ke depan,” tuturnya.

Mengenai kehidupan pribadinya, ia merupakan sosok yang amat dekat dengan keluarga. Kiki sangatlah hormat terhadap kedua orangtuanya.

“Betapa besar cinta kasih orangtua kepada saya. Mereka telah berkorban sepenuh hati untuk bisa menyekolahkan saya. Jadi tidak ada alasan saya untuk berbuat hal yang bisa menyakiti hati mereka,” terangnya.

Kiki pun lalu menakar sebuah kesuksesan jika telah memberikan banyak manfaat bagi orang banyak. Sudah merasa sukses Ki?

“Saya rasa untuk sukses masih belum ya. Kalau kita sudah merasa sukses, kita akan berada di comfort zone, dan berhenti meningkatkan diri, “ katanya.

Metamorfosa yang cukup membanggakan ya. Pencapaian karir Kiki Widyasari kiranya bisa memberikan inspirasi bagi kita untuk bisa meraih cita- cita setinggi mungkin, tanpa melupakan orang yang telah berjasa membesarkan kita, yaitu keluarga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar